Selasa, 12 April 2011

PATUNG-PATUNG DI JAKARTA


Patung Selamat Datang

Patung yang lebih populer disebut Patung Bundaran HI ini, nama sebenarnya adalah Patung Selamat Datang. Patung ini terdiri dari tugu setinggi lebih kurang 30 meter dari tanah dengan sepasang pemuda pemudi diatasnya sedang melambai tangan penuh semangat.Tinggi patung dari kepala sampai kaki 5 meter. Sedangkan tinggi seluruhnya dari kaki hingga tangan yang melambai adalah 7 meter. Tugu/patung ini ditempatkan di tengah bundaran besar di tengah persimpangan jalan, pertemuan Jl. Sudirman dan Jl. MH. Thmrin, Jakarta. Bundaran itu sendiri berupa kolam air mancur yang amat indah. Patung Selamat Datang dibangun untuk mengucapkan selamat datang kepada para atlet yang akan berlaga di Asian Games IV yang dilaksanakan di Jakarta pada tahun 1962. Patung yang tepat berada di depan Hotel Indonesia itu, selain menjadi gerbang masuk Kota Jakarta, juga merupakan pintu gerbang dalam rangkaian kegiatan pertandingan yang diselenggarakan di
Istora Senayan masa itu. Mengapa demikian? Karena waktu itu kebanyakan tamu asing yang datang ke Jakarta melalui Bandara International Kemayoran dan singgah/menginap di Hotel Indonesia yang juga sengaja dibangun sebagai tempat bagi tamu asing tersebut. Asumsinya, sebelum masuk ke area hotel mereka mendapatkan ucapan selamat datang dari patung ini.
Adapun Tugu/patung yang terbuat dari Perunggu itu diresmikan oleh Presiden Soekarno pada Tahun 1962. Sketsa atau rancangan Patung Selamat Datang buat oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Henk Ngantung, dan pelaksana pembuatannya dikerjakan oleh Edhi Sunarso dalam kurun waktu satu tahun.

Patung Pahlawan
Karena bentuk patung ini menggambarkan seorang pria menggunakan caping (topi tani) dengan seorang Ibu yang sedang memberikan sebuah piring, banyak masyarakat menamakan patung ini Tugu Tani. Nama sesungguhnya dari patung ini adalah Patung Pahlawan. Patung ini adalah pemberian dari Pemerintah Uni Soviet untuk Indonesia. Selain sebagai hadiah, patung ini juga sebagai manifestasi dari persahabatan kedua Negara. Patung tersebut dibuat oleh pematung ternama asal Rusia Matvel Manizer dan Otto Manizer di Uni Soviet.
Kemudian dikirim ke Indonesia (Jakarta) menggunakan kapal laut. Lalu diresmikan pada Tahun 1963 dan terdapat sebuah plakat yang menempel di bawah patung yang berbunyi “HANJA BANGSA JANG MENGHARGAI PAHLAWAN PAHLAWANNJA DAPAT MENJADI BANGSA JANG BESAR”. Mengapa Uni Soviet buatkan patung pahlawan dengan tema petani? Kala itu Presiden Soekarno melakukan kunjungan resmi ke sana dan diperkenalkan kepada dua orang pematung tersebut di atas. Diundanglah mereka berdua oleh Presiden Soekarno ke Indonesia dalam rangka mencari inspirasi mengenai perjuangan Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Pada saat itu dimaksudkan untuk perjuangan membebaskan Irian Barat dari penjajahan Belanda.
Mereka pun mendatangi sebuah desa di wilayah Jawa Barat dan bertemu dengan penduduk setempat. Di desa tersebut kedua pematung ini mendengar sebuah kisah tentang seorang Ibu yang mengantar anaknya menuju medan perang. Sang Ibu memberikan dorongan semangat dan keberanian kepada sang anak untuk bertekad memenangkan perjuangan, dan juga agar selalu ingat akan orang tua dan tanah airnya. Ia kemudaian membekali anak laki-lakinya dengan nasi hasil tanakannya. Begitulah kisah yang mereka dengar dari rakyat di kawasan Jawa Barat. Cerita inilah yang menjadi Inspirasi dan kemudian mereka kembali ke Uni Soviet, kemudian dibuatlah patung itu yang diberi nama Patung Pahlawan.

Patung Dirgantara
Terletak di Jalan Gatot Subroto atau berseberangan dengan Markas Besar Angkatan Udara Republik Indonesia saat itu (Wisma Aldiron). Kebanyakan orang terutama warga Jakarta mengenal patung tersebut sebagai Patung Pancoran, sebenarnya patung ini bernama Patung Dirgantara. Ide pembuatan patung ini tercetus langsung oleh Presiden Soekarno, karena beliau melihat keberanian atau kesatriaan dalam hal kedirgantaraan Indonesia. Namun bukan kendaraan/pesawatnya yang ditekan dalam pembuatan patung ini, melainkan dilihat dari sisi manusianya yang mempunyai sifat jujur, berani, dan bersemangat mengabdi kepada negara. Hingga dilambangkan dalam bentuk manusia yang mempunyai semangat keberanian bangsa Indonesia untuk menjelajah angkasa. Perancang Patung Dirgantara adalah Edhi Sunarso dan dikerjakan oleh pematung keluarga Arca Yogyakarta pimpinan Edhi Sunarso dengan lama pembuatan 1 tahun (1964 – 1965).
Patung ini terbuat dari perunggu, mempunyai berat 11 Ton dan terbagi dalam potongan-potongan yang masing-masing potongan beratnya 1 ton. Dalam menyusun potongan-potongan patung tersebut menggunakan alat pemasangan sederhana yaitu dengan menggunakan derek tarikan tangan. Selama proses pemasangan patung tersebut, Bung Karno selalu menungguinya hingga cukup merepotkan personil keamanan (aparat negara) dalam menjaga orang no.1 Indonesia ini. Dengan biaya pemasangan dari kantong pribadinya serta tekad yang bulat agar patung tersebut selesai dipasang, Bung Karno rela menjual sebuah mobil pribadinya. Pada akhirnya Patung Dirgantara selesai terpasang di akhir tahun 1966.

0 komentar:

Posting Komentar