Selasa, 12 April 2011

Dedi Mizwar

0




Deddy Mizwar (lahir di Jakarta, 5 Maret 1955; umur 56 tahun) adalah seorang aktor senior dan sutradara Indonesia. Ia adalah Ketua Badan Pertimbangan Perfilman Nasional periode 2006-2009.

Karier
Sejak 1997, ia mendirikan production house-nya sendiri, PT Demi Gisela Citra Sinema, dengan produksi pertama serial tv "Mat Angin", disusul kemudian dengan serial ramadan "Lorong Waktu" (6 season), "Demi Masa", "Kiamat Sudah Dekat" (film dan serial tv), film "Ketika", film "Nagabonar Jadi 2", serial tv "Para Pencari Tuhan", dan terakhir film "Identitas" yang meraih Piala Citra sebagai film terbaik FFI 2009. Di semua judul itu, Deddy Mizwar bertindak selaku produser sekaligus aktor dan sutradaranya. Sinetron dan film produksi Citra Sinema dikenal konsisten mengandung muatan religi dan komedi, meski beberapa judul bergenre drama, misalnya serial tv "Adillah" (RCTI), "Rinduku CintaMu" (SCTV), dan "Gerbang Penantian" (Lativi).

 Latar belakang keluarga
Deddy adalah satu dari enam (sebetulnya tujuh, tetapi yang pertama meninggal karena lahir prematur) bersaudara hasil buah perkawinan H. Adrian Andres (Belanda-Bugis) dan Sun'ah (Bugis-Betawi) yang menikah pada tahun 1948.

 Sinematografi
 Film
CATATAN: *juga sebagai sutradara
 Sinetron
 Iklan
 Penghargaan
 Juara
  • Pemeran Pria Terbaik FFI dalam Arie Hanggara (1986)
  • Pemeran Pembantu Pria Terbaik FFI dalam Opera Jakarta (1986)
  • Pemeran Pria Terbaik FFI dalam Naga Bonar (1987)
  • Pemeran Pembantu Pria Terbaik FFI dalam Kuberikan Segalanya (1987)
  • Pemeran Pembantu Pria Piala Terbaik Piala Vidia FSI dalam Vonis Kepagian (1996)
  • Pemeran Pria Terbaik dan Sutradara Terbaik sekaligus Sinetron Terbaik FSI dalam Mat Angin (1999)
  • Pemeran Pria Terbaik FFI dalam Naga Bonar Jadi 2 (2007)
 Nominasi FFI (12 kali)
  • Bukan Impian Semusim FFI 1982
  • Sunan Kalijaga FFI 1984
  • Saat-saat Kau Berbaring Di dadaku FFI 1985
  • Kerikil-kerikil Tajam FFI 1985
  • Kejarlah Daku Kau Kutangkap FFI 1986
  • Ayahku FFI 1988
  • Putihnya Duka Kelabunya Bahagia FFI 1989
  • Dua Dari Tiga Lelaki FFI 1990
  • Jangan Renggut Cintaku FFI 1990
 Penampilan lain
  • 2010: Adzan Subuh di SCTV
  • 2010: Adzan Maghrib di SCTV (khusus untuk penayangan SCTV di wilayah Jakarta dan sekitarnya)   


KELUARGA

0


Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula berarti "ras" dan warga yang berarti "anggota". Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.

Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Tipe keluarga
Ada beberapa tipe keluarga yakni keluarga inti yang terdiri dari suami,istri, dan anak atau anak-anak, keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak mereka, dimana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua.: Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.
Peranan keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Tugas keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut
Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
1.      Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
2.      Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
3.      Sosialisasi antar anggota keluarga.
4.      Pengaturan jumlah anggota keluarga.
5.      Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
6.      Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
7.      Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
 Fungsi Keluarga
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah :
1.      Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
2.      Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3.      Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4.      Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5.      Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
6.      Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
7.      Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
8.      Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.
9.      Memberikan kasih sayang, perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Bentuk keluarga
Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan diambil, yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas .
Berdasarkan lokasi
·         Adat utrolokal, yaitu adat yang memberi kebebasan kepada sepasang suami istri untuk memilih tempat tinggal, baik itu di sekitar kediaman kaum kerabat suami ataupun di sekitar kediamanan kaum kerabat istri;
·         Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap di sekitar pusat kediaman kaum kerabat suami;
·         Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri harus tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri;
·         Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan di sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri pada masa tertentu pula (bergantian);
·         Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri;
·         Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untuk menetap di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki ibu (avunculus) dari pihak suami;
·         Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing hidup terpisah, dan masing-masing dari mereka juga tinggal di sekitar pusat kaum kerabatnya sendiri .
 Berdasarkan pola otoritas
·         Patriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki-laki tertua, umumnya ayah)
·         Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh perempuan (perempuan tertua, umumnya ibu)
·         Equalitarian, yakni suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.
Subsistem sosial
Terdapat tiga jenis subsistem dalam keluarga, yakni subsistem suami-istri, subsistem orang tua-anak, dan subsitem sibling (kakak-adik). Subsistem suami-istri terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang hidup bersama dengan tujuan eksplisit dalam membangun keluarga. Pasangan ini menyediakan dukungan mutual satu dengan yang lain dan membangun sebuah ikatan yang melindungi subsistem tersebut dari gangguan yang ditimbulkan oleh kepentingan maupun kebutuhan darti subsistem-subsistem lain. Subsistem orang tua-anak terbentuk sejak kelahiran seorang anak dalam keluarga ,subsistem ini meliputi transfer nilai dan pengetahuan dan pengenalan akan tanggungjawab terkait dengan relasi orang tua dan anak. 


sumber :wikipedia.com

PATUNG-PATUNG DI JAKARTA

0


Patung Selamat Datang

Patung yang lebih populer disebut Patung Bundaran HI ini, nama sebenarnya adalah Patung Selamat Datang. Patung ini terdiri dari tugu setinggi lebih kurang 30 meter dari tanah dengan sepasang pemuda pemudi diatasnya sedang melambai tangan penuh semangat.Tinggi patung dari kepala sampai kaki 5 meter. Sedangkan tinggi seluruhnya dari kaki hingga tangan yang melambai adalah 7 meter. Tugu/patung ini ditempatkan di tengah bundaran besar di tengah persimpangan jalan, pertemuan Jl. Sudirman dan Jl. MH. Thmrin, Jakarta. Bundaran itu sendiri berupa kolam air mancur yang amat indah. Patung Selamat Datang dibangun untuk mengucapkan selamat datang kepada para atlet yang akan berlaga di Asian Games IV yang dilaksanakan di Jakarta pada tahun 1962. Patung yang tepat berada di depan Hotel Indonesia itu, selain menjadi gerbang masuk Kota Jakarta, juga merupakan pintu gerbang dalam rangkaian kegiatan pertandingan yang diselenggarakan di
Istora Senayan masa itu. Mengapa demikian? Karena waktu itu kebanyakan tamu asing yang datang ke Jakarta melalui Bandara International Kemayoran dan singgah/menginap di Hotel Indonesia yang juga sengaja dibangun sebagai tempat bagi tamu asing tersebut. Asumsinya, sebelum masuk ke area hotel mereka mendapatkan ucapan selamat datang dari patung ini.
Adapun Tugu/patung yang terbuat dari Perunggu itu diresmikan oleh Presiden Soekarno pada Tahun 1962. Sketsa atau rancangan Patung Selamat Datang buat oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Henk Ngantung, dan pelaksana pembuatannya dikerjakan oleh Edhi Sunarso dalam kurun waktu satu tahun.

Patung Pahlawan
Karena bentuk patung ini menggambarkan seorang pria menggunakan caping (topi tani) dengan seorang Ibu yang sedang memberikan sebuah piring, banyak masyarakat menamakan patung ini Tugu Tani. Nama sesungguhnya dari patung ini adalah Patung Pahlawan. Patung ini adalah pemberian dari Pemerintah Uni Soviet untuk Indonesia. Selain sebagai hadiah, patung ini juga sebagai manifestasi dari persahabatan kedua Negara. Patung tersebut dibuat oleh pematung ternama asal Rusia Matvel Manizer dan Otto Manizer di Uni Soviet.
Kemudian dikirim ke Indonesia (Jakarta) menggunakan kapal laut. Lalu diresmikan pada Tahun 1963 dan terdapat sebuah plakat yang menempel di bawah patung yang berbunyi “HANJA BANGSA JANG MENGHARGAI PAHLAWAN PAHLAWANNJA DAPAT MENJADI BANGSA JANG BESAR”. Mengapa Uni Soviet buatkan patung pahlawan dengan tema petani? Kala itu Presiden Soekarno melakukan kunjungan resmi ke sana dan diperkenalkan kepada dua orang pematung tersebut di atas. Diundanglah mereka berdua oleh Presiden Soekarno ke Indonesia dalam rangka mencari inspirasi mengenai perjuangan Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Pada saat itu dimaksudkan untuk perjuangan membebaskan Irian Barat dari penjajahan Belanda.
Mereka pun mendatangi sebuah desa di wilayah Jawa Barat dan bertemu dengan penduduk setempat. Di desa tersebut kedua pematung ini mendengar sebuah kisah tentang seorang Ibu yang mengantar anaknya menuju medan perang. Sang Ibu memberikan dorongan semangat dan keberanian kepada sang anak untuk bertekad memenangkan perjuangan, dan juga agar selalu ingat akan orang tua dan tanah airnya. Ia kemudaian membekali anak laki-lakinya dengan nasi hasil tanakannya. Begitulah kisah yang mereka dengar dari rakyat di kawasan Jawa Barat. Cerita inilah yang menjadi Inspirasi dan kemudian mereka kembali ke Uni Soviet, kemudian dibuatlah patung itu yang diberi nama Patung Pahlawan.

Patung Dirgantara
Terletak di Jalan Gatot Subroto atau berseberangan dengan Markas Besar Angkatan Udara Republik Indonesia saat itu (Wisma Aldiron). Kebanyakan orang terutama warga Jakarta mengenal patung tersebut sebagai Patung Pancoran, sebenarnya patung ini bernama Patung Dirgantara. Ide pembuatan patung ini tercetus langsung oleh Presiden Soekarno, karena beliau melihat keberanian atau kesatriaan dalam hal kedirgantaraan Indonesia. Namun bukan kendaraan/pesawatnya yang ditekan dalam pembuatan patung ini, melainkan dilihat dari sisi manusianya yang mempunyai sifat jujur, berani, dan bersemangat mengabdi kepada negara. Hingga dilambangkan dalam bentuk manusia yang mempunyai semangat keberanian bangsa Indonesia untuk menjelajah angkasa. Perancang Patung Dirgantara adalah Edhi Sunarso dan dikerjakan oleh pematung keluarga Arca Yogyakarta pimpinan Edhi Sunarso dengan lama pembuatan 1 tahun (1964 – 1965).
Patung ini terbuat dari perunggu, mempunyai berat 11 Ton dan terbagi dalam potongan-potongan yang masing-masing potongan beratnya 1 ton. Dalam menyusun potongan-potongan patung tersebut menggunakan alat pemasangan sederhana yaitu dengan menggunakan derek tarikan tangan. Selama proses pemasangan patung tersebut, Bung Karno selalu menungguinya hingga cukup merepotkan personil keamanan (aparat negara) dalam menjaga orang no.1 Indonesia ini. Dengan biaya pemasangan dari kantong pribadinya serta tekad yang bulat agar patung tersebut selesai dipasang, Bung Karno rela menjual sebuah mobil pribadinya. Pada akhirnya Patung Dirgantara selesai terpasang di akhir tahun 1966.