Peluang pernikahan menjadi lebih langgeng dan awet setelah melewati umur tertentu. Para ahli mengungkap perkawinan yang berlangsung setelah seseorang melewati usia 25 tahun cenderung lebih kuat dan bertahan. Berikut beberapa alasannya.
PendidikanAda dua alasan sederhana mengapa di usia pertengahan 20-an pernikahan menjadi lebih langgeng: uang dan pendidikan.
Menurut Terri Orbuch, penulis "Five Simple Steps to Take Your Marriage From Good to Great", semakin tinggi tingkat pendidikan seorang wanita saat menikah, semakin rendah kemungkinan dia akan bercerai. Wanita dengan pendidikan lebih tinggi cenderung lebih percaya diri mengenai diri sendiri dan cenderung menolak orang yang tak sesuai standar mereka. Jika menikah, wanita seperti ini juga lebih menjaga komitmen dengan pasangannya.
UangDi usia pertengahan 20-an, sebagian besar wanita sudah mampu menopang diri sendiri dan hanya sedikit insentif jika memutuskan menikah diluar ekonomi. Perkawinan memberi perasaan aman yang jauh melebihi rasa aman daripada bekerja dan menghasilkan uang sendiri, ungkap Pepper Schwartz, penulis buku "Finding Your Perfect Match".
Mengendalikan anggaran keuangan sejak lajang membantu menghindari masalah keuangan, salah satu penyebab utama pertengkaran pasangan suami-istri. Usia 25 menunjukkan tanggung jawab dan penyelesaian konflik yang penting untuk mempertahankan hubungan jangka panjang.
PengalamanUsia pertengahan 20-an memberi beberapa pengalaman hidup berharga, termasuk mencari pasangan hidup. Di usia yang mulai matang, keinginan mengenai pasangan hidup membuat Anda fokus menemukan apa yang dicari dari seorang pria.
PendidikanAda dua alasan sederhana mengapa di usia pertengahan 20-an pernikahan menjadi lebih langgeng: uang dan pendidikan.
Menurut Terri Orbuch, penulis "Five Simple Steps to Take Your Marriage From Good to Great", semakin tinggi tingkat pendidikan seorang wanita saat menikah, semakin rendah kemungkinan dia akan bercerai. Wanita dengan pendidikan lebih tinggi cenderung lebih percaya diri mengenai diri sendiri dan cenderung menolak orang yang tak sesuai standar mereka. Jika menikah, wanita seperti ini juga lebih menjaga komitmen dengan pasangannya.
UangDi usia pertengahan 20-an, sebagian besar wanita sudah mampu menopang diri sendiri dan hanya sedikit insentif jika memutuskan menikah diluar ekonomi. Perkawinan memberi perasaan aman yang jauh melebihi rasa aman daripada bekerja dan menghasilkan uang sendiri, ungkap Pepper Schwartz, penulis buku "Finding Your Perfect Match".
Mengendalikan anggaran keuangan sejak lajang membantu menghindari masalah keuangan, salah satu penyebab utama pertengkaran pasangan suami-istri. Usia 25 menunjukkan tanggung jawab dan penyelesaian konflik yang penting untuk mempertahankan hubungan jangka panjang.
PengalamanUsia pertengahan 20-an memberi beberapa pengalaman hidup berharga, termasuk mencari pasangan hidup. Di usia yang mulai matang, keinginan mengenai pasangan hidup membuat Anda fokus menemukan apa yang dicari dari seorang pria.
Paul Coleman, penulis buku "The Complete Idiot's Guide to Intimacy" mengungkap meskipun harus menunggu beberapa waktu, wanita di usia 25 tahun ke atas telah mengetahui apa tujuan hidup dan nilai-nilai yang diinginkan. Kehidupan pernikahan yang dibina dengan orang dengan pandangan hidup sama akan jauh lebih mudah.
Eva tidak ingin kata-katanya diputarbalikan ketika ia mengatakan memiliki anak bukanlah gayanya. Eva sebenarnya menyukai anak-anak, tetapi ia lebih memilih cukup tidur, dan hidupnya lebih baik tanpa anak.
Ratu talk show ini memiliki masa kecil yang kelam dan kurang mendapat kasih sayang, sehingga ia tidak belajar bagaimana menjadi ibu. Dia mengingat pernah merawat seorang anak berusia empat tahun seorang diri. Saat itulah ia memutuskan untuk tidak memiliki anak.
Bintang 'Knight and Day' ini, setelah putus dengan Justin, belum mendapatkan pasangan kembali. Ia lajang dan tidak menganggap itu sebagai hal 'pahit'.
Pemeran serial 'Sex and the City' ini memang tidak menyukai anak-anak. Bukan hanya dalam karakternya sebagai Samantha Jones tetapi juga dalam kehidupan sebenarnya.
Sama seperti empat wanita pesohor sebelumnya, Jessica pernah juga memutuskan untuk tak memiliki anak dalam kehidupannya. Dengan nada bercanda ia pernah mengatakan bahwa ia sudah cukup khawatir menjaga anjingnya.
Bintang 'Bridget Jones Diary' ini berpendapat bahwa membesarkan anak-anak adalah 'perbudakan sukarela'. Ia menganggap anak adalah diktator yang sebenarnya.












